Minggu, 31 Oktober 2010

Manusia dan Keindahan

Dalam tulisan kali ini akan dijelaskan mengenai hubungan antara manusia dan keindahan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang keindahan,keserasian, dan hubungannya dalam kehidupan sehari-hari manusia.



Pengertian Keindahan
Keindahan adalah sifat-sifat yang merujuk kepada sesuatu yang indah di mana manusia mengekspresikan perasaan indah tersebut melalui berbagai hal yang mengandung unsur estetis yang dinilai secara umum oleh masyarakat.

Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak (Beauty as an abstract quality)menggambarkan sesuatu yang kontemporer dan bersifat nonrealistic di mana sang pencipta karya menggambarkan sesuatu yang tidak bisa dimengerti secara umum dan tidak sesuai dengan realita.

Keindahan sebagai kualitas abstrak menggambarkan suatu bentuk dalam yang keindahan di mana keindahan tersebut bersifat eksklusif dan hanya dapat dimengerti oleh orang yang menciptakan keindahan tersebut berdasarkan apa yang dipahaminya.

Keindahan sebagai benda tertentu yang menunjukkan keindahan keindahan memiliki konsep pemahaman dan nilai yang berbeda dengan kualitas abstrak di mana benda yang dimaksud dalam hal ini adalah sesuatu yang mewakili keindahan secara umum dan dapat dengan mudah diterima maupun dipahami oleh masyarakat.

Contoh keindahan dalam bentuk benda:

Secara alami: Manusia menaruh rasa kagum atas keindahan alam yang merupakan ciptaan dari Yang Maha Kuasa

Buatan tangan: Karya seni yang memiliki nilai estetika yang dapat dinilai oleh manusia.

Keindahan adalah suatu hal yang memiliiki definisi yang luas dan pandangan mengenai keindahan masing-masing berbeda dari setiap ahli, tergantung bidang yang digeluti oleh orang tersebut.

Keindahan atau "beauty" adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.Keindahan juga dapat memberikan kita rasa keingintahuan tentang hal tersebut semakin terus bertambah.contohnya jika kita bermusik,kita akan semakin mencari 'feel' apa yang cocok untuk hati kita.

Dalam cangkupannya mengenai kehidupan sehari-hari, manusia adalah manusia yang hidup di alam estetika di mana setiap orang memiliki pandangan yang berbeda mengenai nilai-nilai estetika (keindahan).

Nilai estetik dalam bidang filsafat dijelaskan bahwa nilai estetik dipakai untuk menjelaskan sesuatu yang bersifat abstrak dan berharga (worth) atau kebaikan (goodness). Sehingga dapat juga diartikan bahwa nilai estetika berarti kemampuan suatu benda dalam memuaskan keinginan manusia akan keindahan.

Nilai ekstrinsik:
Sifat baik dari suatu benda sebagai suatu alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental/contributory value) yaitu sebagai alat yang membantu.

Nilai Intrinsik:
Sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, atau demi kepentingan benda itu sendiri.

Kontemplasi:

adalah kebulatan pikiran dengan tekad penuh yang disertai dengan renungan dari dalam diri seseorang. Di mana hubungannya dalam keindahan adalah keinginan manusia untuk menciptakan suatu keindahan.

Ekstansi:

Sedangkan ekstansi adalah keinginan atau hasrat manusia yang timbul untuk menikmati keindahan.

Dalam menikmati keindahan dibutuhkan sifat gabungan antara kontemplasi dan ekstansi agar seseorang dapat menilai sebuah karya seni secara seimbang. Apabila kontemplasi dan ekstansi dihubungkan dengan kreatifitas kaka kontemplasi merupakan faktor pendorong untuk menciptakan keindahan sedangkan ekstansi merupakan faktor pendorong untuk menikmati keindahan.

Derajat kontempalsi dan ekstansi masing-masing manusia berbeda satu dengan yang lain sehingga menimbulkan perbedaan pendapat dalam menilai satu karya seni.

Keserasian

Berasal dari kata "serasi" artinya cocok atau sesuai, memilki faktor perpaduan dan keseimbangan.
Dalam hubungannya dengan keindahan, keserasian memiliki makna perpaduan antara berbagai unsur yang menjadi satu sehingga menimbulkan satu bentuk keindahan. Sehingga keserasian memiliki hubungan yang erat kaintannya dengan keindahan, tanpa adanya keserasian, keindahan tidak akan terwujud dalam sebuah karya atau benda yang diciptakan manusia dalam tujuan estetika.

Renungan

Renungan merupakan suatu hasil dari pemikiran atau sikap merenung yang merupakan buah pemikiran dalam menciptakan sesuatu. Dalam seni terdapat tiga teori renungan , yaitu: teori pengungkapan, teori metafisik, teori psikologik.

Teori Pengungkapan:

Dalil dari teori ini adalah "Art is an expression of human feeling". Teori ini berkaitan dengan keadaan seniman ketika sedang menciptakan sebuah karya seni. Ketika seseorang menciptakan sebuah karya seni dibutuhkan banyak nilai-nilai kreatifitas dan inspirasi yang bergabung menjadi satu untuk dipadukan menjadi sebuah karya seni yang memiliki cita rasa estetika yang tinggi.

Teori Metafisik

Merupakan salah satu bentuk teori seni yang tertua terhintung sejak jaman Plato di mana menekankannya pada keindahan estetik filsafati. Dengan teori imitasi dari Plato yang terkenal di mana Plato mengungkapkan bahwa realita duniawi merupakan sebuah cerminan dari dunia keilahian.

Artinya karya seni yang diciptakan manusia pada dasarnya merupakan suatu bentuk peniruan manusia terhadap ciptaan Tuhan.

Teori Psikologis

Teori metafisis para filsuf yang bergerak di atas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi dari ide tertinggi atau kehendak semesta pada umumnya tidak memuaskan. Sehingga muncullah teori-teori psikoanalisa yang menyatakan bahwa seni merupakan wujud dari penggambaran yang terdapat di dalam alam bawah sadar sang seniman ketika ia menciptakan sebuah karya seni.


Teori-teori Keserasian:

Teori Obyektif dan Teori Subyektif


Teori Obyektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.

Teori Subyektif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanyalah perasaan dalam diri seseorang yang mengamati benda tersebut.

Referensi:

Sutrisno, Mudji, 2006: "Oase Estetis: Estetika Dalam Kata dan Sketsa"(Yogyakarta: Kanisius)



0 komentar:

Posting Komentar