Jumat, 29 Oktober 2010

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan

Dalam tulisan berikut ini akan deijelaskan mengenai konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam hal kesusastraan, di mana kesusastraan tersebut merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia di mana hal tersebut berguna dalam menjalin komunikasi antar sesama manusia.



Pengertian Sastra dan Seni

Sastra Dalam Pengertian Umum

Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.

Pengertian Seni

Pengertian seni selalu berkembang dari masa ke masa sejalan dengan pandangan manusia terhadap seni tersebut. Berikut merupakan pengertian Seni dari beberapa ahli.

Plato berpendapat bahwa seni merupakan sebuah tiruan dari alam (art is imitation of naturalism)

S. Sudjono seorang pelukis yang terkenal dari Indonesia mengatakan bahwa seni adalah jiwa tampak.

Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya yang hidup dan bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia.


Peranan sastra dalam kehidupan manusia sangatlah penting karena merupakan wujud budaya dari manusia itu sendiri yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia. Tanpa sastra manusia tidak dapat mewujudkan ekspresi dan pemikiran dalam bentuk komunikasi visual langsung maupun dengan bentuk tulisan.

Seni dan sastra mempunyai hubungan yang cukup erat dalam kaitannya terhadap ilmu budaya dasar, karena dalam ilmu budaya dasar mahasiswa diarahkan untuk mengenal budaya bangsanya, Indonesia. Dalam budaya Indonesia yang beraneka ragam terdapat bermacam-macam bentuk sastra dan seni yang harusnya dilestarikan sebagai warisan kebudayaan bangsa, untuk itu mahasiswa dipacu untuk mengenal kebudayaan bangsanya melalui pendidikan ilmu budaya dasar yang berhubungan dengan sastra dan seni.

Prosa

Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.

Prosa kadangkala juga disebut dengan istilah "gancaran".

Prosa terbagi menjadi dua, yaitu: prosa lama dan prosa baru

Prosa Lama: Biasanya tidak diketahui nama pengarangnya, merupakan warisan leluruh yang diwariskan turun-temurun, biasanya berisi petuah atau nasehat dalam kehidupan sehari-hari. Jenis-jenis prosa lama:

Sage: Cerita-cerita kepahlawanan
Mitos: Cerita pahlawan jaman dahulu yang mengandung nilai mistis
Legenda: Kisah-kisah mengenai terbentuknya suatu tempat di suatu daerah
Fabel: Cerita yang diperankan oleh hewan yang mengimitasi sifat dari manusia

Prosa Baru terbentuk pada masa sekarang di mana pada umumnya nama pengarangnya sudah diketahui. Jenis-jenis prosa baru:

Novel: merupakan bentuk prosa yang panjang yang melukiskan kehidupan tokoh hingga perubahan nasibnya

Roman: Berisi kehidupan tokoh dari lahir,bertumbuh dewasa,kehidupan,hingga meninggal, cenderung lebih panjang daripada novel.

Cerpen: prosa pendek yang membulatkan kehidupan tokoh yang diceritakan pada satu situasi kondisi tertentu tanpa penjelasan mendalam mengenai tokoh tersebut.

Prosa Fiktif:

Merupakan prosa di mana sang pengarang tidak mengambil kisah yang ditulisnya tersebut sesuai dengan suatu fakta yang terjadi namun merupakan khayalan,imajinasi, dan sesuatu yang bersifat ilusif yang muncul dari pengarang itu sendiri.

Unsur-unsur dalam sebuah prosa fiktif adalah: Cerita merupakan sebuah imajinasi dari sang pengarang yang disampaikan kepada pembaca,tema yang diambil bebas dan kebanyakan mengenai kehidupan sehari-hari bahkan menggambarkan sang pengarang secara tidak langsung dengan karakter dalam tokoh buatannya tersebut.

Contoh karya sastra:

Karya Sastra Melayu Klasik - Pantun
Serupa puisi 4 baris, berciri sajak a-b-a-b attau a-a-a-a. Dua baris awal merupakan sampiran, umumnya tentang alam (flora dan fauna); dua baris ujung bagian isi, sebagai tujuan pantun.
- Contoh:
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang

Karya Sastra Melayu Klasik - Seloka
Merupakan bentuk puisi Karya Sastra Melayu Klasik, berisi pepetah ataupun perumpamaan mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Lumrahnya ditulis empat baris menggunakan bentuk pantun atau syair, kadang kala bisa juga ditemukan pada seloka yang ditulis lebih dari empat-baris.
- Misal:
Anak pak dolah makan lepat
makan lepat sambil melompat
nak hantar kad raya dah tak sempat
pakai sms pun ok wat ?


Contoh Prosa:

Novel karya Remy Silado yang berjudul "Parisj Van Java" yang merupakan bentuk prosa baru yang adalah sebuah novel


Puisi

Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.

Kreativitas dalam menulis puisi dibutuhkan di saat sang pengarang karena batasan dan aturan yang ketat dalam penuisan pusi yang terkesan kaku sehingga dibutuhkan kreativitas dari sang pengarang agar dapat menghasilkan sebuah puisi yang berkualitas, namun dalam aturan sastra moderen aturan yang mengikat dalam puisi standar nampak mulai mengendur namun tetap berpatokan pada aturan puisi standar yang sudah ada turun-temurun di kalangan sastrawan.

Alasan penyajian puisi dalam IBD:

Puisi merupakan salah satu bentuk warisan budaya sastra yang berasal dari timur (mayoritas), dan Indonesia mempunyai banyak penulis puisi yang handal, di era perjuangan melawan kolonialisme puisi juga dipakai sebagai alat propaganda melawann penjajah, hingga kini puisi nampak masih sangat diminati di kalangan sastrawan, sehingga dengan adanya puisi dalam kajian pembahasan IBD ini dapat memacu semangat mahasiswa dalam mengembangkan kehidupan sastra nasional agar terdapat regenerasi dalam dunia sastra yang didominasi oleh kaum intelek yang sudah berumur.

Contoh puisi:

DOA SEORANG SERDADU SEBELUM BERPERANG
Oleh :
W.S. Rendra


Tuhanku,
WajahMu membayang di kota terbakar
dan firmanMu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal
Anak menangis kehilangan bapa
Tanah sepi kehilangan lelakinya
Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia
Apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
Waktu itu, Tuhanku,
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku menusukkan sangkurku
Malam dan wajahku
adalah satu warna
Dosa dan nafasku
adalah satu udara.
Tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari
-biarpun bersama penyesalan-
Apa yang bisa diucapkan
oleh bibirku yang terjajah ?
Sementara kulihat kedua lengaMu yang capai
mendekap bumi yang mengkhianatiMu
Tuhanku
Erat-erat kugenggam senapanku
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku

Referensi:

http://asemmanis.wordpress.com

Sulastianto, Harry, 2007: Seni dan Budaya (Jakarta, Grafindo)

http://www.pekanbaruriau.com

0 komentar:

Posting Komentar